DAAN MOGOT, PEMUDA GIGIH PEJUANG INDONESIA

Daan Mogot, salah satu contoh pemuda yang dapat diteladani kisah perjuangannya demi tanah air Indonesia

REVIEW NOVEL HUJAN

Novel terbaru karangan Tere Liye berjudul Hujan yang menceritakan kehidupan seorang gadis bernama Lail, salah satu korban selamat dari bencana gunung meletus skala 8 VEI.

AYAT-AYAT CINTA 2

Sebuah novel karya Habiburrahman El Shirazy, merupakan lanjutan dari Ayat-Ayat Cinta 1 yang mengkisahkan hidup seorang muslim Indonesia bernama Fahri.

REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU

Sebuah review novel karya Tere Liye. Novel yang mengisahkan jawaban atas pertanyaan berkecamuk milik Ray atas apa yang ia peroleh sepanjang hidupnya.

FT : SUNDERLAND VS MU 2-1

Bertandang ke Stadium of Light, MU justru kembali tersungkur. Perjalanan menembus empat besar pun kian sulit.

DILAN

Sebuah novel karya Pidi Baiq yang mengangkat kisah percintaan anak SMA. Ceritanya ringan dan menggemaskan.

FT : CHELSEA vs MU 1-1

Bertandang ke Stamford Bridge, MU harus puas berbagi angka. Sempat unggul melalui gol Jesse Lingard, gol Diego Costa pada menit ke-90 memupus harapan MU untuk membawa pulang poin penuh.

NEGERI DI UJUNG TANDUK

Sebuah review Novel karya Tere Liye : Negeri di Ujung Tanduk

Sabtu, 19 April 2014

POROS BARU, TERWUJUDKAH?


Jakarta, 19 April 2014

Siang hari ini terdapat pembicaraan menarik yang diselenggarakan oleh Trijaya FM mengenai rencana koalisi partai-partai islam. Lokasi acara bertempat di Jl. Cikini I dengan tema 'Ragu-Ragu Poros Baru'. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan empat partai politik dan satu pengamat. Mereka-mereka yang hadir adalah Hidayat Nur Wahid (PKS), Drajat Wibowo (PAN), Marwan Jafar (PKB), Epyardi Asda (PPP) serta Hanta Yuda (Pol-Tracking Institute) yang bertugas sebagai pengamat pada acara tersebut.

Secara garis besar, acara ini membahas tentang peluang diadakannya koalisi antara partai-partai Islam. Masing-masing perwakilan partai, diberikan kesempatan untuk mengutarakan sikapnya mengenai peluang terjadinya koalisi ini ataupun koalisi terhadap partai lain. Mereka menilai bahwa apabila koalisi partai-partai Islam ini terwujud, akan membentuk sebuah kekuatan baru yang memberikan harapan untuk bisa lebih menampung aspirasi rakyat-rakyat Indonesia yang mayoritas muslim. 

Menurut Hanta Yuda, rencana koalisi partai Islam seperti ini sebenarnya sudah menjadi wacana sejak jauh-jauh hari. Misalnya pada pemilu 1999, koalisi partai Islam mengajukan Alm. Abdurrahman Wahid alias 'Gus Dur' bersama Amien Rais untuk menjadi presiden RI dan pada saat itu, 'Gus Dur' berhasil meraih kemenangan. Perbedaan terjadi pada pemilu 2009 dimana partai Islam koalisi dengan Demokrat dengan mengusung SBY. Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah, koalisi seperti apa yang akan diusung oleh partai Islam?

Berdasarkan hasil hitung cepat saat ini, tiga besar masih diduduki oleh PDI-P, Golkar, dan Gerindra dengan capresnya masing-masing adalah Jokowi, ARB, dan Prabowo. Apabila partai Islam ingin membentuk koalisi sendiri seperti yang direncanakan, mereka harus mengajukan tokoh yang kiranya mampu bersaing dengan Jokowi, ARB ataupun Prabowo. Melihat perbandingan suara yang diperoleh melalui pileg antara partai Islam dan Nasionalis persentasenya kurang lebih berkisar di angka 32% untuk partai Islam dan 68% untuk Nasionalis. Berdasarkan data tersebut, tentu akan menjadi hal yang menyulitkan untuk mewujudkan koalisi seperti ini. Masalah keuangan dan waktu yang sempit juga harus dipikirkan apabila rencana ini memang serius untuk diwujudkan.

Pada bagian akhir, Hanta Yuda mengatakan bahwa peluang untuk mewujudkan koalisi partai Islam untuk saat ini cukup sulit mengingat beberapa faktor yang telah disebutkan. Selain itu, beberapa partai politik yang hadir di sini juga telah memberikan sikap akan cenderung ke arah koalisi yang mana. Semua kemungkinan masih bisa terjadi dan setiap partai pasti akan tetap menjaga komunikasi dengan partai lain untuk masalah koalisi. Menarik untuk ditunggu apakah akan seperti tahun 1999 dimana partai Islam akan berkoalisi dan mengusung calon dari mereka sendiri atau akan berkoalisi dengan salah satu partai yang masuk tiga besar pada pileg 9 April lalu.

Sikap Partai Islam
Tidak hanya membahas kemungkinan diadakannya koalisi, beberapa partai juga menunjukkan sikapnya mengenai kemungkinan koalisi ke arah mana yang akan diambil. Seperti yang telah diketahui bahwa PPP telah merapat ke kubu Gerindra melalui Suryadharma Ali. Pewakilan PPP Epyardi Asda pun menegaskan hal tersebut. Menurut pemberitaan lebih lanjut, dikatakan bahwa saat ini internal PPP masih membahas tentang koalisinya dengan Gerindra. Adanya Rapimnas mendadak disinyalir untuk membahas masalah tersebut.

Partai yang hadir selanjutnya adalah PKB. Melihat komentarnya saat acara ini berlangsung, peluang untuk koalisi dengan partai Nasionalis sepertinya lebih besar. Untuk dua partai tersisa yakni PAN dan PKS masih fifty-fifty. Mereka masih melakukan komunikasi dengan banyak pihak terkait koalisi. PKS saat ini masih fokus pada perhitungan suara pileg yang masih berlangsung. Menurutnya, ada banyak hal yang harus diperhatikan saat proses perhitungan berlangsung termasuk kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi. Suara pileg nantinya juga akan menentukan peta koalisi selanjutnya. Sementara itu, PAN masih melihat peluang terbaik untuk bisa diajak koalisi dengan mengusung Hatta Rajasa sebagai cawapres.