Jumat, 03 Januari 2014

Negeri di Ujung Tanduk (Quotes)


Setelah membaca novel 'Negeri di Ujung Tanduk' karangan Tere Liye, berikut ini beberapa quotes yang cukup menarik untuk disimak.

".... kita sebenarnya sedang berperang melawan kezaliman yang dilakukan kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita yang mengambil keuntungan karena memiliki pengetahuan, kekuasaan, atau sumber daya. Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan. Ini negeri di ujung tanduk ..."

"... masalah terbesar bangsa kita adalah penegakan hukum. Hanya itu. Sesederhana itu. Kita tidak hanya bicara soal soal hukum dalam artian sempit, seperti menangkap orang-orang jahat. Melainkan hukum secara luas, yang mengunci sistem agar berjalan lebih baik, membuat semua orang merasa nyaman dan aman. Jika hukum benar-benar ditegakkan di muka bumi negeri ini, banyak masalah bisa selesai dengan sendirinya"

"Siapa yang sebenarnya memiliki sebuah partai politik, hadirin sekalian? Siapa? Bukankah banyak partai yang dikuasai elitenya saja. Apa kata elite, semua harus ikut. Jika elite pimpinan partai bilang A, semua anggota harus bilang A. Jika menolak, ditendang dari kepengurusan, disingkirkan. Saya sungguh bingung dengan pertanyaan ini, karena kenyataannya, sebaliknya,, siapa yang bekerja paling besar untuk kemajuan partai? Apakah mereka? Ratu? Presiden direktur? Elite partai?" ....... Bukankah kita semua, kader paling hina, yang bekerja keras siang-malam untuk partai? Kita sumbangkan uang untuk partai. Kita urunan untuk menyewa bus agar bisa menghadiri rapat terbuka. Kita mengeluarkan uang yang kita miliki demi perjuangan. Lantas siapa yang menikmatinya, hah? Siapa yang tertawa? Siapa?"

"Jarak antara akhir yang baik dan akhir yang buruk dari semua cerita hari ini hanya dipisahkan oleh sesuatu yang kecil saja, yaitu kepedulian"

"Kepedulian kita hari ini akan memberikan perbedaan berarti pada masa depan. Kecil saja, sepertinya sepele, tapi bisa besar dampaknya pada masa mendatang. Apalagi jika kepedulian itu besar ..."

"Kau tahu nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bertahan, tidak hancur, dia jsutru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya. Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasanya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang yang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh"
"Di negeri di ujung tanduk, kehidupan semakin rusak. Bukan karena orang jahat semakin banyak, tapi semakin banyak orang yang memilih tidak peduli lagi. Di negeri di ujung tanduk, para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan. Bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian. Tapi di negeri di ujung tanduk, setidaknya kawan, seorang petarung sejati akan memilih jalan suci, meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, dia akan berdiri paling akhir, demi membela kehormatan"
Kemudian, ada sebuah nasihat yang menarik dalam novel ini.

Kata papa, bahkan bila terbakar hangus seluruh keluarga kita, jangan pernah berhenti  peduli. Walaupun terfitnah kejam keluarga kita, hingga rasanya sakit menembus relung hati, jangan pernah berhenti berbuat baik.
Anak-anakku, jadilah orang-orang yang berdiri gagah di depan, membela kebenaran dan keadilan. Jadilah orang-orang yang berdiri perkasa di depan, membantu orang-orang lemah dan dilemahkan. Atau jika tidak, berdirilah di belakang orang-orang yang melakukannya, dukung mereka sekuat tenaga.
Maka, seluruh kesedihan akan diangkat dari hati, seluruh beban akan terasa ringan. Karena akan tiba massanya orang-orang terbaik datang, yang bahu-membahu menolong dalam kebaikan. Akan tiba massanya orang-orang dengan kehormatan hadir, yang memilih jalan suci penuh kemuliaan.
Percayalah. Dan jangan pernah berhenti percaya, meski tidak ada lagi di depan,belakang, kiri kananmu yang tetap percaya.

Itulah beberapa quotes menarik yang dikutip langsung dari novel 'Negeri di Ujung Tanduk' karangan Tere Liye. Semoga dengan membacanya, dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua.  

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar anda di kolom ini !