Minggu, 14 Februari 2016

REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU (REVIEW)


Penulis : Darwis 'Tere Liye'
Penerbit : Republika
Tebal : 425 Halaman
Harga : Rp 51.000,00 (online by www.gramedia.comwww.bukukita.com)

Usai membaca beberapa novel karangan Tere Liye sebelumnya, seperti Negeri di Ujung Tanduk, Berjuta Rasanya, Sepotong Hati yang Baru, serta Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah, saya jadi ketagihan untuk membaca karya-karya beliau selanjutnya. Setelah memilah-milah, akhirnya saya putuskan untuk membaca novelnya yang berjudul 'Rembulan Tenggelam di Wajahmu'. Cover novel ini memperlihatkan seseorang yang sedang duduk sembari menatap matahari tenggelam di sore hari. Alur ceritanya cukup menarik dengan kisah perjalanan hidup yang penuh dengan drama menjadi fokus utama novel ini. Terselip juga sisi romantisme dan komedi yang menjadi bumbu penyedap. Seperti pada umumnya novel karya Tere Liye, selalu ada makna dan nilai yang dapat diambil oleh para pembacanya. Banyak quotes menarik yang dapat membuat pembacanya tersihir oleh makna didalamnya. 

Novel 'Rembulan Tenggelam di Wajahmu' menceritakan perjalanan hidup seorang pria bernama Rehan yang sejak balita sudah yatim piatu dan tinggal di panti asuhan. Ia sangat gemar memandangi rembulan. Ketika ada masalah pun, ia lebih senang mencari tempat yang agak tinggi, lalu menikmati indahnya rembulan. Rehan sangat membenci panti asuhan tempat ia tinggal mengingat perilaku kasar dan kegemaran buruk sang pemilik panti yang suka mengambil sebagian hak anak yatim. Saat berusia remaja, ia memutuskan untuk pergi dari panti. Selanjutnya, Rehan lebih dikenal sebagai Ray. Ia sempat tinggal di sebuah rumah singgah. Bersama dengan anak-anak rumah singgah lainnya, ia pun berkarya demi mewujudkan cita-citanya. Ketika impiannya sudah di depan mata, sebuah insiden buruk terjadi. Ray pun memutuskan untuk keluar dari rumah singgah dan merantau seorang diri.

Bermula dari menjadi seorang mandor, Ray perlahan sukses membangun karir bisnisnya. Ia pun sukses besar berbagai macam proyek pembangunan, baik gedung bertingkat tinggi maupun jalan layang. Tak dapat dipungkiri lagi, ia pun terkenal sebagai salah seorang pebisnis muda yang sukses. Ia juga dikaruniai seorang istri cantik nan jelita serta baik hati yang setia menemani Ray setiap saat. Namun, istri tercintanya tersebut harus meninggalkan dirinya lebih awal untuk menghadap Sang Pencipta. Sepeninggal istrinya, Ray masih menekuni bisnisnya. Saat memasuki usia senja, waktunya banyak dihabiskan keluar-masuk rumah sakit seiring tubuhnya yang rentan akan penyakit.

Dibalik semua cerita kehidupan Ray, ia menyimpan banyak pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. Rasa sesal dan benci bahkan ungkapan rasa tak bersyukurnya pada Tuhan pernah beberapa kali tertanam dalam hatinya. Lima pertanyaan besar Ray dalam hidupnya adalah sebagai berikut :
Pertama : Apakah semua manusia, termasuk Ray, tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih saat akan dilahirkan? Haruskah Ray tinggal di panti asuhan yang pemiliknya kasar dan suka mengambil sebagian hak anak yatim?
Kedua : Apakah hidup ini memang adil? Ray merasa hidup ini telah merenggut senyum teman-temannya saat mereka kecewa karena gagal mencapai impiannya ketika mimpi tersebut telah terasa di depan mata.
Ketiga : Ketika Ray telah bahagia mendapatkan seorang istri cantik nan jelita, serta membuat hidupnya kini lebih baik, mengapa takdir begitu cepat memanggil nyawa istri tercintanya?
Keempat : Setelah meraih kesuksesan bisnis luar biasa, mengapa Ray masih merasa ada rasa hampa dan kosong dalam dirinya seolah masih ada sesuatu yang ia rasa belum tercapai?
Kelima : Ketika memasuki usia senja, mengapa Ray harus sakit berkepanjangan, keluar-masuk rumah sakit demi mendapatkan perawatan?  
Semua jawaban dari pertanyaan Ray tersebut diceritakan bagaikan Ray menelusuri ulang perjalanan hidupnya sejak ia kecil ketika masih tinggal di panti. Seolah hidup ini menuntunnya sekaligus mengajarkannya untuk melihat lebih jelas dan detail dari sudut pandang yang sebelumnya mungkin belum pernah dlihat Ray. Hingga akhirnya, ia melihat kenyataan-kenyataan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Seolah semua kejadian dalam hidupnya bagai rantai yang tak pernah putus menghubungkan satu sama lain. Ia pun harus ikhlas dan berlapang dada atas segala fakta yang baru ia ketahui tersebut.

Bagi para pembaca, kisah Ray ini akan mengajarkan kepada kita banyak hal. Semua kejadian di dunia ini pasti memiliki makna, baik ataupun buruk. Semua kejadian juga memiliki rangkaian sebab-akibat yang mungkin selama ini luput dari penglihatan kita. Selalu berbuat dan berprasangka baik adalah salah satu cara efektif dalam memandangi hidup. Saya pribadi sangat merekomendasikan novel ini. Kisahnya dapat menjadi wisata fiksi menarik bagi pembacanya. Sekali lagi, karya Tere Liye ini patut diacungi jempol.

Berikut beberapa quotes dari novel 'Rembulan Tenggelam di Wajahmu' :

"... mereka yang menyadari kalau tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan akan selalu berbuat baik. Setiap keputusan yang akan mereka ambil, setiap kenyataan yang harus mereka hadapi, kejadian-kejadian menyakitkan, kejadian-kejaidan menyenangkan, itu semua akan mereka sadari sebagai bagian dari siklus bola raksasa yang indah, yang akan menjadi sebab-akibat bagiorang lain. Dia akan selalu berharap perbuatannya berakibat baik ke orang lain"

"Kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi. Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu sementara. Pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian menyakitkan itulah yang abadi"

"Apa pun bentuk kehilangan itu, ketahuilah cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan ..."

"Kau mirip sekali seperti anak kecil yang sudah memiliki mainan, saat melihat anak lain mendapatkan mainan yang baru, kau juga menginginkannya"

"... aku tidak membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian. Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanku padamu. Itu sudah cukup"

"... begitulah kehidupan. Ada yang kita tahu. Ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri"

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar anda di kolom ini !